Berita Cepat Global – Informasi Portal

Trafo CT vs Non CT: Perbedaan, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Share this post :

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Dalam dunia kelistrikan, transformator atau trafo memiliki berbagai jenis sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Salah satu kategori yang sering dibahas adalah trafo CT (Center Tap) dan trafo non CT. Perbedaan trafo CT dan non CT terletak pada konfigurasi lilitan sekundernya, yang memengaruhi penggunaannya dalam berbagai rangkaian elektronik dan kelistrikan. Agar lebih memahami perbedaan serta kegunaannya, simak ulasan berikut.

Apa Itu Trafo CT dan Non CT?

Trafo CT (Center Tap)

Trafo CT atau Center Tap memiliki lilitan sekunder dengan titik tengah (tap) yang dihubungkan ke ground atau titik referensi tertentu dalam rangkaian. Dengan adanya center tap, tegangan keluaran dapat dibagi menjadi dua bagian yang memiliki polaritas berlawanan. Contohnya, jika sebuah trafo CT memiliki output 12V-0-12V, maka tegangan di antara dua ujung lilitan adalah 24V, sedangkan jika diukur dari center tap ke salah satu ujung lilitan, tegangannya adalah 12V.

Trafo Non CT

Berbeda dengan trafo CT, trafo non CT tidak memiliki titik tengah pada lilitan sekunder. Tegangan keluaran hanya terdiri dari dua terminal tanpa pembagian tegangan. Contoh outputnya bisa berupa 24V dengan dua terminal utama tanpa titik referensi di tengah.

Perbedaan Trafo CT dan Non CT

1. Konfigurasi Lilitan Sekunder

  • Trafo CT memiliki lilitan dengan titik tengah yang membagi tegangan menjadi dua bagian.
  • Trafo Non CT hanya memiliki dua terminal tanpa titik tengah.

2. Penggunaan dalam Rangkaian Elektronik

  • Trafo CT sering digunakan dalam rangkaian power supply simetris, seperti amplifier atau perangkat audio yang membutuhkan tegangan positif dan negatif.
  • Trafo Non CT lebih banyak digunakan dalam rangkaian power supply tunggal yang hanya membutuhkan satu tegangan keluaran.

3. Jenis Penyearah yang Digunakan

  • Trafo CT biasanya menggunakan dioda bridge dengan konfigurasi full wave rectifier, sehingga lebih efisien dalam meratakan tegangan DC.
  • Trafo Non CT menggunakan bridge rectifier biasa, yang masih bisa menghasilkan tegangan DC, tetapi tidak seefisien sistem full wave pada trafo CT.

4. Efisiensi dan Stabilitas Tegangan

  • Trafo CT cenderung lebih efisien dalam konversi tegangan karena penggunaan arus lebih seimbang.
  • Trafo Non CT lebih sederhana dalam desainnya, tetapi bisa menghasilkan ripple tegangan lebih besar jika tidak diimbangi dengan kapasitor filter yang memadai.

Mana yang Lebih Baik, Trafo CT atau Non CT?

Pemilihan antara trafo CT atau non CT tergantung pada kebutuhan aplikasi. Jika digunakan untuk amplifier atau perangkat elektronik yang membutuhkan sumber tegangan simetris, maka trafo CT lebih direkomendasikan. Namun, jika hanya memerlukan tegangan tunggal tanpa kompleksitas tambahan, trafo non CT bisa menjadi pilihan yang lebih sederhana dan ekonomis.

Dapatkan Trafo Berkualitas dari Pabrik Trafo Terpercaya

Memilih trafo yang tepat sangat penting untuk memastikan performa dan keandalan sistem listrik. Untuk mendapatkan trafo CT maupun non CT berkualitas tinggi, pastikan untuk membeli dari pabrik trafo terpercaya yaitu PT Bambang Djaja. Dengan pengalaman bertahun-tahun dalam produksi transformator, PT Bambang Djaja menyediakan berbagai jenis trafo dengan material berkualitas tinggi dan standar keamanan terbaik.